• Indeks Berita
  • Pedoman Media Siber
  • Redaksi
Jumat, Mei 20, 2022
No Result
View All Result
Barta1.com
  • Home
  • News
    • Daerah
    • Edukasi
    • Nasional
    • Visual
    • Prodcast
  • Politik
  • Kultur
    • Budaya
    • Sejarah
    • Seni
    • Sastra
    • Biografi
  • Fokus
    • Lipsus
    • Opini
    • Tajuk
  • Olahraga
  • Mereka Menulis
    • Esoterisisme
  • Video
  • Indeks Berita
  • Home
  • News
    • Daerah
    • Edukasi
    • Nasional
    • Visual
    • Prodcast
  • Politik
  • Kultur
    • Budaya
    • Sejarah
    • Seni
    • Sastra
    • Biografi
  • Fokus
    • Lipsus
    • Opini
    • Tajuk
  • Olahraga
  • Mereka Menulis
    • Esoterisisme
  • Video
  • Indeks Berita
No Result
View All Result
Barta1.com
No Result
View All Result
Home Kultur Sejarah

Mengenang Malam Jahanam dan Monumen Ade Irma di Pulau Sangihe

by Ady Putong
1 Oktober 2020
in Sejarah
0
Bupati Kepulauan Sangihe menandatangani prasasti monumen Ade Irma Suryani Nasution. (foto: istimewa)

Bupati Kepulauan Sangihe menandatangani prasasti monumen Ade Irma Suryani Nasution. (foto: istimewa)

0
SHARES
297
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Malam jahanam 30 September 1965 tak saja menjadi tanda perubahan politik total di negeri ini, tetapi sekaligus menjadi ingatan sejarah paling pedih bagi keluarga Jenderal Besar TNI Dr. Abdul Haris Nasution. Dimana anak bungsunya Ade Irma Suryani yang baru berumur 5 tahun menjadi korban, ia tertembak peluru tajam oleh pasukan yang mengaku Cakrabirawa.

Saksi sejarah yang barangkali luput dari pantauan adalah Alpiah Makasebape. Alpiah di usianya hari ini menjalani 84 tahun punya kisah sendiri mengenai keluarga Nasution-Gondokusumo. Wanita yang lahir di Kampung Hesang, Kecamatan Tamako, Kabupaten Kepulauan Sangihe ini, merupakan pengasuh Ade Irma Suryani Nasution. Dalam ingatan senjanya sedikit-demi sedikit kenangan pilu tentang Irma Suryani selalu hidup dikesehariannya.

Kisah Alpiah kemudian ditulis kembali oleh Alffian W.P. Walukow dalam Album Pilu Alpiah Makasebape Pengasuh Ade irma Suryani Nasution Pahlawan revolusi (2018). Perjumpaan Alpiah dengan keluarga besar Jendral TNI AH Nasution adalah ketika dirinya selesai menempuh pelatihan Perawat Rumah di Yayasan Dr. A. Tilaar. Keseriusan dan keuletan Alpiah muda, menjadikannya ditunjuk oleh yayasan menjadi pengasuh di rumah keluarga Nasution – Gondokusumo. Atas permintaan Johana Sunarti Nasution Gondokusumo, yang tak lain adalah istri Jendral AH Nasution, Alpiah menjadi pengasuh anak bungsu mereka.

“Sehari setelah ditetapkannya Alpiah oleh Yayasan Tilaar sebagai pengasuh bayi dari keluarga A.H. Nasution, diantarlah Alpiah oleh pengurus yayasan ke rumah kekuarga A.H. Nasution di Jl. Teuku Umar pada bulan Februari tahun 1960. Setibanya di rumah, langsung diberikan pengarahan oleh Ibu Nasution. Saat itu Alpiah diperkenalkan dengan bayi yang akan diasuhnya bernama Irma Suryani. Saat itu Irma baru berusia dua minggu. Irma Suryani dilahirkan pada tanggal 9 Februari 1960 di RS. St. Carolus – Jakarta,” tulis Walukow.

Seketika Alpiah Makasebape menjadi bagian tak terpisahkan dari keluarga Nasution – Gondokusumo. Hari dan tahun yang ia lalui penuh dengan keceriaan, hingga tragedi piluh 30 September 1965 mengubah segalanya.

Jelang subuh 1 Oktober 1965 rumah mereka dikagetkan dengan gebrakan pintu secara paksa oleh orang tak dikenal. Orang-orang itu masuk ke dalam rumah. Cukup jelas tujuannya adalah mencari Jendral AH Nasution. “dari kamar Bu Nasution ada pintu menuju ke kamar “Opung” ayah dan ibu Pak Nas, dan ke kamarnya Mardiah adik Pak Nas. Mendengar keributan itu “Mardiah” pergi ke kamar ibu dan bapak untuk mengambil “Ade” lalu keluar melalui pintu kamar Bu Nas. Saat membuka pintu, tertembaklah Ade Irma. Saat setelah tertembak, Mardiah membawa Ade ke kamar tidur Alpiah dan meletakan Ade di atas tempat tidur Alpiah. Menurut Alpiah hanya tangan Mardiah yang berdarah sementara luka pada Ade tidak berdarah. Di kamar itu Ade masih sempat bicara sama mamanya, “apa salah ade?” “mengapa ayah mau dibunuh?” meskipun terluka, Ade tidak menangis, masih cerewet, tetapi beberapa saat kemudian Ade mulai mendengkur,” kenanng Alpiah lewat Album Pilu Alpiah Makasebape Pengasuh Ade irma Suryani Nasution Pahlawan revolusi yang ditulis Alffian W.P. Walukow.

Saban bulan September barangkali menjadi bulan yang penuh dengan kenangan pedih bagi keluarga Nasution – Gondokusumo dan juga bagi Alpiah tentunya yang hingga hari ini terus merindukan Irma Suryani. Untuk mengobati rindunya Alpiah, mengoleksi beberapa barang Ade Irma, dan beberapa lembar foto masa lalu. Rumahnya juga menjadi tempat dimana orang-orang sering datang mendengar kisahnya.

Monumen di Sangihe
Bupati Kabupaten Kepulauan Sangihe, Jabes Ezar Gaghana meresmikan patung Ade Irma Suryani Nasution yang dibuat oleh seniman Alffian W.P. Walukow di halam rumah Alpiah Makasebape di Kelurahan Dumuhung Kecamatan Tahuna Timur, Rabu (30/9/2020). Bupati Gaghana mengapresiasi inisiasi Alffian WP Walukow yang juga merupakan penulis buku dari kisah Alpiah Makasebape.

“Kita dapat memahami dan mereflekesikan bahwa kejadian di dalamnya dapat menceritakan pada kita semua. Atas nama masyarakat Kepulauan Sangihe mengucapkan terima kasih, dan ini dapat dicontohkan kepada generasi muda dan untuk dapat meneladani apa yang telah dibuat dan bagi pengalaman kepada kita semua dapat memperingati 30 September. Sejarah adalah pembuktian dan kita bangsa yang besar untuk dapat menghargai itu semua, dengan harapan kita dapat merefleksikan dan memulai dengan pembangunan dari apa yang telah dilakukan senior senior terdahulu lakukan dalam rangka menjaga kerangka NKRI,” ungkap Gaghana, dalam peresmian itu.

Dandim 1301/Sangihe Letkol Inf Rachmat Christanto, S.I.P yang juga turut hadir mengatakan, pendirian monumen tersebut merupakan wujud penghargaan setinggi-tingginya dan rasa terimakasih atas jasa ibu Alpiah Makasebape, yang telah mengasuh Alm. Ade Irma Suryani Nasution sekaligus menjadi saksi hidup kekejaman peristiwa G30S/PKI pada waktu silam.

“Ini merupakan aspirasi dan sejarah yang harus terus kita ingat, agar peristiwa tersebut tidak terulang kembali. Monumen ini untuk mengingatkan kita semua, khususnya generasi muda dan masyarakat sangihe bahwa saksi hidup peristiwa G30S/PKI merupakan putri terbaik dari Kabupaten Kepulauan Sangihe yang saat ini masih ada,” ungkap Christanto.

Sementara itu, Alpaih Makasebape memberikan penjelasan bahwa barang-barang milik Ade Irma Suryani Nasution yang diberikan merupakan kenang-kenangan dan pengingat bahwa pernah menjadi perawat Ade Irma Suryani sejak 1960. “Terima kasih atas kesempatan yang diberikan dan terimakasih kepada pak Walukow yang telah mengangkat sejarah Ade Irma Nasution karena dengan ini dapat diketahui oleh semua orang. Terimakasih kepada pak Bupati yang telah hadir untuk meresmikan patung Ade Irma Nasution,” ucap Oma Alpiah.

Dia mengaku amat bersyukur pernah bekerja di keluarga Nasution – Gondokusumo. “Mereka sangat sayang sekali dan mungkin mereka diberikan yang terbaik. Sebagai perawat keluarga Nasution-Gondokusumo, mereka sangat baik dalam memperlakukan saya. Dan ketika Ade Irma tertembak dan akan dibawa ke rumah sakit masih dalam kondisi hidup, saya bersama Ibu dan 2 orang lainnya membawa ke rumah sakit,” kenang Oma Apiah haru bercampur pilu mengenang masa lalu. (*)

Penulis: Rendy Saselah

Tags: ade irma suryaniAlpiah MakasebapeG30SPKIPahlawan revolusiPengasuh Ade irma Suryani
Ady Putong

Ady Putong

Jurnalis, editor. Redaktur Pelaksana di Barta1.com

Next Post
Tim Dosen ketika melakukan kegiatan di KJA Kampung Bulo

PKMS Polnustar Melirik Potensi Perikanan Kampung Bulo

Discussion about this post

Rekomendasi

Keluhan Pemilik Lahan Tol Manado-Bitung Kepada Marhany Pua

Keluhan Pemilik Lahan Tol Manado-Bitung Kepada Marhany Pua

3 tahun ago
Pasangan Mor Dominus Bastiaan-Hanny Jost Pajouw diusung Demokrat dan PAN. (foto: istimewa)

Koalisi Pilwako Manado Mengerucut, Golkar Terancam Ketinggalan Kereta

2 tahun ago

Berita Populer

  • ilustrasi naskah pidato

    Contoh Teks Pidato Untuk Siswa SMP-SMA Bertema Covid-19

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mencari Teks Pidato Untuk Tugas Siswa SD Bertema Melawan Corona? Ini Dia…

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Putra Mantan Bupati Sangihe Ditangkap Polisi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kabur dari Sangihe, Putra Mantan Bupati Ditangkap di Bitung

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Usai Temui Tetty Paruntu, Helmud: Saya 1000% ODSK

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Temukan Kami di FB

  • Pedoman Media Siber
  • Redaksi

© 2018-2020 Barta1.com - Hosting by ManadoWebHosting.

No Result
View All Result
  • Home
  • News
    • Daerah
    • Edukasi
    • Nasional
    • Visual
    • Prodcast
  • Politik
  • Kultur
    • Budaya
    • Sejarah
    • Seni
    • Sastra
    • Biografi
  • Fokus
    • Lipsus
    • Opini
    • Tajuk
  • Olahraga
  • Mereka Menulis
    • Esoterisisme
  • Video
  • Indeks Berita

© 2018-2020 Barta1.com - Hosting by ManadoWebHosting.